Menguak Perbedaan Pagar Laut Bekasi dan Tangerang: Konservasi vs Kontroversi
- account_circle Info Cikarang
- calendar_month Sel, 14 Jan 2025
- comment 0 komentar

Pagar Laut Bekasi. /Foto: Istimewa
INFO CIKARANG – Keberadaan pagar laut di dua wilayah pesisir, yakni Bekasi, Jawa Barat, dan Tangerang, Banten, tengah menjadi perhatian publik. Meski tampak serupa, fungsi dan dampak keduanya berbeda. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan, yang menegaskan perbedaan signifikan antara kedua kasus tersebut.
“Pemasangan pagar di Bekasi bertujuan untuk konservasi mangrove dan pengendalian abrasi, sementara di Tangerang, hal ini menjadi persoalan serius yang merugikan nelayan kecil,” ujar Johan, Selasa (14/01/2025).
Bekasi: Konservasi Lingkungan yang Berkelanjutan
Di pesisir Bekasi, pagar bambu yang dipasang memiliki fungsi utama untuk mendukung konservasi ekosistem mangrove dan mencegah abrasi. Menurut Johan, langkah ini melibatkan masyarakat setempat, menciptakan pengelolaan pesisir yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif ini dianggap sebagai upaya berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Tangerang: Pagar Misterius yang Membatasi Nelayan
Sementara itu, pagar laut sepanjang 30,16 km di Tangerang memicu kontroversi. Tidak hanya menutup akses nelayan kecil ke area penangkapan ikan, pemasangan pagar ini juga diduga tidak memiliki izin resmi. Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyegel area tersebut setelah menemukan pelanggaran izin pemanfaatan ruang laut.
“Kami meminta pemerintah untuk mengusut tuntas siapa pihak yang bertanggung jawab atas pagar ini. Hak-hak nelayan harus dijaga, dan pelanggaran seperti ini tidak boleh dibiarkan,” tegas Johan.
Kasus di Tangerang menyoroti pentingnya transparansi dan regulasi dalam pemanfaatan ruang laut. Berbeda dengan Bekasi yang tujuannya untuk konservasi, pagar laut di Tangerang justru menghadirkan konflik kepentingan dan merugikan nelayan.
Langkah-langkah tegas dari pemerintah diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Kasus ini menjadi pelajaran bahwa setiap inisiatif harus berlandaskan pada prinsip keberlanjutan dan keterlibatan masyarakat.*
- Penulis: Info Cikarang

Saat ini belum ada komentar