
INFO CIKARANG –Seorang petugas SPBU di Jalan Karangsatria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat bertugas. Riska Alfia (25 tahun) ditampar oleh seorang pelanggan hanya karena menghela napas setelah melayani pengisian bahan bakar. Insiden ini terjadi pada Selasa, 18 Maret 2025, sekitar pukul 07.40 WIB dan langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Kronologi Kejadian: Berawal dari Jalur Pengisian yang Ditutup
Menurut Riska, insiden ini bermula ketika salah satu jalur pengisian BBM ditutup karena petugas lain sedang beristirahat. Namun, seorang pengendara motor wanita bersikeras ingin mengisi bahan bakar di jalur yang ditutup tersebut.
“Waktu itu, satu jalur ditutup karena teman saya istirahat. Saya sudah arahkan ke jalur lain yang masih buka, tapi ibu itu tetap memaksa ingin isi di situ,” ujar Riska, Rabu (19/3/2025).
Meski awalnya menolak, pelanggan tersebut akhirnya mengikuti arahan dan mengantre di jalur lain. Namun, selama menunggu, ia terus mengeluhkan aturan SPBU yang dianggap tidak fleksibel.
“Saya sudah coba jelaskan aturan di SPBU, tapi dia tetap protes dan merasa tidak puas,” tambah Riska.
Tamparan Karena Helaan Napas
Setelah pengisian selesai dan pelanggan bersiap pergi, insiden tak terduga terjadi. Pelanggan tersebut tiba-tiba kembali dan langsung menampar pipi Riska.
“Saat dia maju setelah isi bensin, saya refleks menghela napas. Tiba-tiba dia balik lagi dan langsung tampar saya,” ungkapnya.
Pelanggan tersebut merasa tersinggung dengan helaan napas Riska dan menganggapnya sebagai sikap tidak sopan. “Dia bilang saya harus kerja yang sopan, padahal saya sudah menjelaskan baik-baik,” tutur Riska.
Dilaporkan ke Polisi, tapi hanya Kena Tipiring
Merasa dirugikan, Riska memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke Polsek Tambun Selatan, Polres Metro Bekasi. Namun, pihak kepolisian menyatakan bahwa kasus ini hanya masuk kategori tindak pidana ringan (tipiring), sehingga sulit diproses lebih lanjut.
“Jadi tidak bisa ditindaklanjuti, paling jalurnya dimusyawarahkan secara kekeluargaan,” jelas Riska menirukan keterangan dari pihak kepolisian.
Meski kecewa, Riska berharap ada keadilan bagi pekerja di lapangan seperti dirinya yang sering menghadapi perlakuan kurang menyenangkan dari pelanggan.*