Viral Video Pengawalan Mobil RI-36, TikToker dan Polri Saling Beri Klarifikasi
- account_circle Info Cikarang
- calendar_month Ming, 12 Jan 2025
- comment 0 komentar

Viral Video Pengawalan Mobil RI-36. /Foto: Istimewa
INFO CIKARANG – Jagat media sosial sempat heboh dengan video pengawalan mobil berpelat RI-36 yang viral karena diduga melibatkan gestur arogan dari anggota patwal. Akun TikTok @whatareudoingbruhhh, yang pertama kali menyebarkan video tersebut, akhirnya meminta maaf secara terbuka kepada Polri.
Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan permintaan maaf kepada Korlantas Polri dan Polri Indonesia karena diakibatkan ulahnya citra Polri menjadi tidak baik dan membuat asumsi negatif terhadap institusi yang banyak menuai kritik tersebut.
Di sisi lain, Raffi Ahmad, pemilik mobil berpelat RI-36 sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni, turut memberikan keterangan terkait insiden tersebut. Dalam penjelasannya, Raffi memastikan dirinya tidak berada di dalam mobil saat kejadian berlangsung.
Dia mengatakan bahwa mobil tersebut memang kendaraan dinas yang digunakan olehnya. Namun, pada saat kejadian, diasedang tidak berada di dalam mobil karena kendaraan itu sedang menjemputnya.
Ia juga memaparkan kronologi kejadian, di mana kemacetan terjadi akibat truk yang berhenti di depan sebuah taksi Alphard. Taksi tersebut kemudian mencoba berpindah jalur, nyaris menyerempet kendaraan lain. Hal ini memicu adu argumen antara pengemudi taksi dan mobil lain, hingga petugas patwal turun tangan untuk melerai situasi.
Polda Metro Jaya melalui Dirlantas Kombes Latif Usman menegaskan bahwa petugas patwal yang terlibat, Brigadir DK, telah diberi sanksi berupa teguran. “Anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan,” ujar Latif.
Polda Metro Jaya juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas gestur yang dianggap kurang pantas tersebut. Dia menambahkan bahwa kejadian ini pun akan dijadikan sebagai bahan evaluasi agar pengawalan lebih baik ke depannya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pendekatan yang lebih humanis dari aparat, terutama saat bertugas di ruang publik. Sementara itu, publik diimbau untuk bijak dalam menyikapi informasi di media sosial agar tidak memicu asumsi negatif yang berlebihan.*
- Penulis: Info Cikarang

Saat ini belum ada komentar