
INFO CIKARANG – Media sosial kembali dihebohkan dengan video viral yang menampilkan aksi seorang oknum polisi memberhentikan paksa sopir pikap pengangkut pisang di depan pintu Tol Keramasan, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Insiden ini langsung menuai perhatian publik lantaran dalam video tersebut, polisi menuduh sang sopir membawa narkoba jenis sabu tanpa bukti yang jelas.
Kronologi Kejadian
Dalam rekaman berdurasi lebih dari tiga menit itu, terlihat oknum polisi bersikeras merampas kunci mobil sopir yang tampak kebingungan. Suasana makin tegang ketika sopir tersebut menangis histeris, berusaha menjelaskan bahwa dirinya hanya mengangkut pisang, bukan narkoba.
“Kamu lari, surat-surat kamu mana? Karena kamu lari. Bawa sabu kamu ya? Bawa barang terlarang. Turun kamu,” kata polisi dalam video tersebut.
Sang sopir, yang tak terima dengan tuduhan itu, akhirnya turun dan membuka boks mobilnya untuk membuktikan bahwa dirinya tidak membawa barang terlarang. “Ini sudah pencemaran nama baik. Saya spesialnya bawa sabu, padahal saya hanya bekerja mencari nafkah,” ujar sopir tersebut dengan nada emosional.
Respon Polda Sumsel
Terkait dengan video viral ini, tanggapan diberikan oleh Kombes Pol Sunarto selaku Kabid Humas Polda Sumsel, dia mana dia memberi konfirmasi adanya kejadian tersebut dan menyatakan bahwa pendalaman saat ini tengah dilakukan oleh pihaknya.
“Saat ini sedang diklarifikasi oleh petugas Lantas Polrestabes Palembang,” kata Sunarto pada Kamis, 6 Februari 2025.
Tak butuh waktu lama, video ini langsung ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial. Banyak netizen yang mengecam tindakan oknum polisi tersebut karena dianggap sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang.
“Kalau ada dugaan narkoba, kan bisa diperiksa sesuai prosedur, bukan asal tuduh!” tulis seorang pengguna Twitter.
“Kasihan sopirnya, cuma kerja cari nafkah malah dituduh yang enggak-enggak,” komentar netizen lainnya.
Hingga kini, publik masih menunggu klarifikasi lebih lanjut dari pihak kepolisian mengenai insiden ini. Jika terbukti ada kesalahan prosedur, diharapkan oknum polisi yang terlibat bisa mendapat tindakan tegas agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.*