Pemkab Bekasi Fokus Perbaiki 323 Km Jalan Rusak Sepanjang 2025
- account_circle M. Nasrudin
- calendar_month Jum, 5 Des 2025
- comment 0 komentar

Pemerintah Kabupaten Bekasi menjadikan peningkatan dan perbaikan infrastruktur jalan sebagai salah satu prioritas utama pada tahun 2025.
CIKARANG INFO – Pemerintah Kabupaten Bekasi menempatkan perbaikan infrastruktur jalan sebagai salah satu agenda utama pada tahun 2025.
Dari total 1.077 kilometer jaringan jalan yang tersebar di 23 kecamatan, 180 desa, dan 7 kelurahan, tercatat 323 kilometer berada dalam kondisi rusak dan membutuhkan penanganan segera.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, Henry Lincoln, mengatakan bahwa tingkat kerusakan jalan di wilayahnya cukup beragam, mulai dari kategori ringan hingga rusak berat.
Karena itu, perbaikan tahun ini menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah.
“Tahun ini kami menganggarkan Rp300 miliar, namun anggaran tersebut baru mampu menutup sekitar enam persen dari total panjang jalan yang rusak,” ujarnya.
Menurut Henry, kebutuhan anggaran untuk memperbaiki seluruh jalan rusak diperkirakan mencapai Rp4 triliun.
Sementara itu, APBD Kabupaten Bekasi tahun 2025 hanya sebesar Rp8,3 triliun, yang harus dibagi dengan berbagai kebutuhan pembangunan lainnya.
Ia menegaskan, penanganan infrastruktur secara menyeluruh tidak mungkin dilakukan hanya mengandalkan anggaran daerah.
Dibutuhkan dorongan dan dukungan dari pemerintah provinsi maupun pusat agar proses perbaikan dapat berjalan lebih cepat dan merata.
Karenanya, Pemkab Bekasi menerapkan skema perbaikan bertahap dengan target seluruh ruas jalan berada dalam kondisi mantap dalam lima tahun ke depan.
Henry juga menilai inovasi sangat dibutuhkan agar capaian pembangunan bisa lebih efisien dan berkelanjutan.
Salah satu langkah yang mulai diuji coba adalah penggunaan aspal berbahan campuran limbah plastik, seperti yang telah diterapkan di akses menuju Tol Gabus, Kecamatan Tambun Utara.
Teknologi ini tidak hanya membuat kualitas jalan lebih baik, tetapi juga membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Burangkeng.
Upaya ini menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur dapat berjalan seiring dengan pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
- Penulis: M. Nasrudin


Saat ini belum ada komentar