INFO CIKARANG – Setiap musim haji, Masjidil Haram di Makkah selalu dipenuhi oleh ribuan jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Kepadatan yang tinggi ini kerap menimbulkan persoalan seperti tersesat, kehilangan arah menuju hotel, atau terpisah dari rombongan. Agar dapat menghindari situasi yang tak diinginkan, maka jemaah pun diimbau oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji atau PPIH untuk mengikuti beberapa langkah preventif yang diberikan sebagai berikut:
1. Catat dan Hafalkan Jalur Bus Shalawat
Kartu identitas bus Shalawat yang diterima oleh jemaah wajib dibawa ketika hendak bepergian ke Masjidil Haram. Kartu ini memuat informasi rute dan nomor kendaraan dari hotel ke masjid dan sebaliknya. Bila merasa bingung, jemaah bisa langsung mengecek informasi pada kartu tersebut.
2. Ingat Nama Terminal Tempat Naik dan Turun
Ada tiga terminal utama di sekitar Masjidil Haram yang melayani bus Shalawat. Jemaah dianjurkan mengingat dengan jelas terminal tempat naik dan turun agar tidak tertukar saat pulang.
3. Gunakan Patokan Visual yang Mudah Diingat
Apabila kehilangan arah, maka dapat menjadikan WC 3 dan juga Menara Zamzam sebagai titik orientasi. Petugas dari Sektor Khusus (Seksus) Masjidil Haram juga siaga di sekitar lokasi tersebut dan siap membantu memberikan arahan.
4. Bawa Uang Secukupnya dan Hindari Perhiasan Menonjol
Diminta agar uang dalam jumlah besar tidak dibawa oleh jemaah selama berada di ruang publik. Sebaiknya, uang disimpan atau dititipkan melalui ketua rombongan dan diamankan di hotel. Penggunaan perhiasan mencolok juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko pencurian.
5. Jangan Sendirian, Selalu Berkelompok
Lebih aman jika jemaah berangkat ke Masjidil Haram secara berkelompok, minimal dua hingga tiga orang. Selain untuk saling menjaga, ini akan memudahkan jika salah satu dari mereka tersesat.
6. Simpan Kartu Nusuk di Tempat Aman
Selama di Arab Saudi, Kartu Nusuk menjadi kartu identitas resmi jemaah, dan akan selalu dilakukan pengecekan ketika hendak memasuki Masjidil Haram. Kartu ini sebaiknya disimpan di bagian luar tas dengan ritsleting tertutup, agar tidak mudah hilang atau disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
7. Untuk Lansia dan Jemaah Berkebutuhan Khusus
Jemaah yang sudah lanjut usia, memiliki kondisi kesehatan tertentu, atau disabilitas, disarankan tidak memaksakan diri untuk salat di Masjidil Haram. Agar stamina tetap terjaga menjelang pelaksanaan ibadah puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina maka dianjurkan untuk salat di hotel, dan tetap sah.
Dengan mengikuti panduan ini, jemaah diharapkan bisa melaksanakan ibadah dengan lebih tenang, aman, dan nyaman. Persiapan matang dan kedisiplinan akan menjadi bekal penting dalam menjalani rangkaian ibadah haji yang penuh makna ini.*