INFO CIKARANG – Insiden kecelakaan tragis yang menewaskan belasan orang dilaporkan telah terjadi pada Selasa pagi, 6 Mei 2025, sekitar jam 08.15 WIB. Kendaraan yang terlibat dalam peristiwa ini ialah bus antarkota antarprovinsi (AKAP) milik perusahaan ALS (Antar Lintas Sumatera). Insiden tersebut terjadi di kawasan Bukit Surungan, tepatnya dekat Terminal Busur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, dan menyebabkan 12 orang meninggal dunia serta 23 lainnya mengalami luka-luka.
Bus yang membawa 35 penumpang tersebut berangkat dari Medan dengan tujuan akhir Bekasi, Jawa Barat, dan diketahui melaju dari arah Bukittinggi menuju Kota Padang. Menurut keterangan dari Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, kendaraan tersebut diduga mengalami rem blong, sehingga sopir tidak mampu mengendalikan laju bus. Akibatnya, bus menabrak pagar rumah warga lalu terguling, menjebak sebagian penumpang di dalam kabin.
Lebih lanjut, korban jiwa dalam insiden kecelakaan ini terdiri atas lima wanita dan tujuh pria, dengan dua di antara mereka merupakan anak-anak serta tiga korban ialah warga Bekasi. Sementara itu, sopir dan kernet selamat, namun saat ini masih menjalani perawatan medis. Proses evakuasi sempat menghadapi kendala karena posisi korban yang terjepit, tetapi seluruh penumpang telah berhasil dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.
Sebagian besar korban kini dirawat di RSUD Padang Panjang, RS Yarsi, dan RS Ibnu Sina. Pihak kepolisian, termasuk Subdirektorat Laka Direktorat Penegakan Hukum Korlantas Polri, turut terlibat dalam penyelidikan lebih lanjut guna mengungkap penyebab pasti kecelakaan.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar, AKBP Muhammad Reza Chairul Akbar Sidiq, menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan seluruh informasi yang terkumpul akan ditelusuri untuk menentukan faktor teknis dan kelalaian yang mungkin terjadi.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan lalu lintas maut yang melibatkan kendaraan umum. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat segera mengevaluasi standar keselamatan dan kelayakan operasional bus antarkota untuk mencegah insiden serupa di masa depan.*