Example 160x600
Example 160x600
Example 160x600

Volume Sampah di Kabupaten Bekasi Melejit Usai Lebaran, Warga Masih Kerap Buang Sembarangan

Ilustrasi Buang Sampah Sembarangan. /Foto: Istimewa

INFO CIKARANG – Saat ini, menggunungnya volume tumpukan sampah di Kabupaten Bekasi menjadi masalah serius, terutama setelah momen Lebaran berakhir. Tercatat oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sejak akhir Ramadan volume sampah mulai naik. Kenaikan tumpukan sampah ini terjadi khususnya pada Kamis, 27 Maret 2025, dengan jumlah yang mencapai 849 ton. Angka ini jauh di atas rata-rata normal yang biasanya sekitar 600 ton per hari.

Lonjakan tersebut terus berlanjut, dengan catatan pada Jumat (28 Maret) sebesar 780 ton, dan Sabtu (29 Maret) masih tinggi di angka 662 ton. Kondisi serupa kembali terjadi pasca Lebaran, yaitu mulai Jumat (4 April) dengan volume 770 ton, dan Sabtu (5 April) mencapai 738 ton. Bahkan, ketika TPA Burangkeng kembali aktif sepenuhnya pada Senin (7 April), volume sampah melonjak hingga 975 ton, lalu menyusul Selasa (8 April) sebesar 920 ton.

Kepala DLH Bekasi, Syafri Donny Sirait, menjelaskan bahwa rata-rata setiap individu menghasilkan 0,7 kg sampah per hari. Jika dikalikan jumlah penghuni rumah yang umumnya empat orang, maka satu rumah bisa menyumbang sekitar 2,8 kg sampah per hari. “Selama Lebaran, aktivitas warga meningkat. Banyak keluarga yang menerima tamu atau bepergian. Hal ini otomatis berdampak pada volume sampah,” jelas Donny.

Ia juga mengungkapkan bahwa selama libur Lebaran, operasional pengangkutan sampah dan TPA sempat berhenti, yang menyebabkan penumpukan di beberapa titik. Namun, setelah layanan kembali berjalan normal, petugas langsung dikerahkan untuk membersihkan area-area yang terdampak, termasuk pasar dan permukiman.

Tak hanya itu, DLH Bekasi kini tengah fokus mengatasi sampah liar yang tersebar di 23 kecamatan, khususnya di sepanjang bantaran sungai. Donny menyebutkan ada sekitar 35.000 meter persegi sampah liar, yang sebagian besar berasal dari kegiatan pedagang kaki lima. “Banyak pelaku usaha belum punya izin pembuangan resmi ke TPA. Akibatnya, mereka buang sampah sembarangan,” katanya.

Kurangnya sanksi tegas dan rendahnya kesadaran masyarakat turut memperparah situasi. Oleh karena itu, Donny mengajak warga untuk ikut mengawasi dan melaporkan pembuangan sampah ilegal. “Kalau masyarakat ikut turun tangan, masalah sampah bisa kita atasi bareng-bareng,” ujarnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *