86,4 Ton Bawang Bombai Impor Belanda Dimusnahkan di Setu, Ada Parasit Berbahaya!
- account_circle Info Cikarang
- calendar_month Sab, 1 Mar 2025
- comment 0 komentar

Bawang Bombai Impor Belanda Dimusnahkan di Setu. /Foto: Istimewa
INFO CIKARANG – Sebanyak 86,4 ton bawang bombai impor dari Belanda dimusnahkan oleh Badan Karantina Indonesia (Barantin) karena tercemar parasit cacing gelang (nematoda aphelenchoides fragariae). Proses pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar menggunakan mesin insinerator di Setu, Kabupaten Bekasi, pada Jumat (28/2/2025).
Pemusnahan ini dilakukan setelah bawang bombai yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada 5 Februari 2025 dinyatakan mengandung Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berisiko tinggi bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
“Setelah diuji laboratorium, kami temukan cemaran organisme pengganggu tumbuhan karantina. Jadi, untuk mencegah penyebarannya, langkah terbaik adalah pemusnahan,” ujar Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, usai pemusnahan.
Bahaya Nematoda Aphelenchoides Fragariae
Nematoda jenis ini diketahui dapat menyerang daun, akar, dan umbi tanaman, sehingga bisa menyebar ke tanaman lain jika tidak segera dimusnahkan. Lebih parahnya lagi, parasit ini juga bisa berdampak pada kesehatan manusia jika ikut terkonsumsi.
Dua Opsi: Dikembalikan atau Dimusnahkan
Setelah terdeteksi adanya cemaran OPTK, Barantin langsung mengeluarkan surat penolakan barang masuk. Dalam kasus seperti ini, importir biasanya diberikan dua pilihan:
1. Mengembalikan barang ke negara asal
2. Memusnahkannya di Indonesia
Sahat menyampaikan bahwa dalam kasus ini, pihak importir memilih untuk memusnahkannya.
Sistem Karantina Berlapis untuk Keamanan Pangan
Indonesia memiliki sistem karantina berlapis untuk memastikan keamanan produk impor:
1. Pre-border: Pemeriksaan di negara asal sebelum barang dikirim ke Indonesia.
2. At-border: Pemeriksaan di pelabuhan atau bandara sebelum barang masuk ke wilayah Indonesia.
3. Post-border: Monitoring setelah barang masuk ke dalam negeri.
Sahat juga memastikan bahwa masyarakat tidak perlu panik, karena semua produk pertanian impor yang beredar di Indonesia telah melalui proses karantina yang ketat.
Impor Bawang Bombai di Indonesia
Berdasarkan data Best Trust Barantin, sepanjang tahun 2024 Indonesia mengimpor 89.457 ton bawang bombai dari Australia, Cina, Belanda, dan Selandia Baru. Dari jumlah itu, 14.763 ton masuk melalui Pelabuhan Tanjung Priok, sebagian besar dari Belanda dan Selandia Baru.
Proses pemusnahan ini turut disaksikan oleh anggota Komisi IV DPR RI, yang menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan ketat Barantin dalam menjaga kualitas pangan dan swasembada pangan di Indonesia.
“Kami mendukung penuh Barantin sebagai garda terdepan dalam perlindungan sumber daya alam hayati melalui sistem biosekuriti,” ujar Pimpinan Komisi IV, Sturman Panjaitan.
Dengan ketatnya pengawasan ini, diharapkan produk-produk impor yang masuk ke Indonesia benar-benar aman dikonsumsi masyarakat dan tidak membahayakan ekosistem pertanian dalam negeri.*
- Penulis: Info Cikarang

Saat ini belum ada komentar