
INFO CIKARANG – Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) seharusnya jadi jalur emas bagi siswa berprestasi untuk masuk perguruan tinggi impian. Tapi, gimana jadinya kalau ada siswa yang gagal bukan karena kurangnya prestasi, melainkan kelalaian pihak sekolah dalam proses pendataan?
Hal inilah yang terjadi di beberapa sekolah di Jawa Barat. Sejumlah siswa terhambat dalam seleksi SNBP akibat keterlambatan pendataan dari sekolah mereka. Mengetahui hal ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, langsung bergerak cepat untuk membela hak para siswa yang dirugikan.
“Bagi siswa-siswa yang mengalami problem karena seleksi nasional berdasarkan prestasinya mengalami hambatan disebabkan kelalaian sekolah, saya sudah berkomunikasi dengan Menteri Pendidikan Tinggi dan sudah berkirim surat,” ujar Dedi Mulyadi.
Gubernur Jabar Kirim Surat ke Menteri Pendidikan
Demi mencari solusi atas permasalahan ini, Dedi Mulyadi langsung menyurati Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Dalam surat tersebut, nama-nama siswa yang terdampak juga telah dicantumkan dengan harapan ada pertimbangan khusus dari pemerintah pusat.
“Kami sudah berkirim surat langsung berikut nama-nama siswanya yang mengalami keterlambatan. Semoga mendapat pertimbangan, karena ini bukan kelalaian siswa, tetapi kelalaian sekolah,” tegasnya.
Langkah ini mendapat apresiasi dari banyak pihak, terutama para orang tua yang khawatir anaknya kehilangan kesempatan masuk perguruan tinggi.
Bagaimana Solusinya?
Saat ini, keputusan akhir tetap berada di tangan Kemendikbud Ristek. Namun, dengan adanya langkah proaktif dari Gubernur Jawa Barat, ada harapan besar bahwa siswa yang dirugikan akan mendapatkan solusi yang adil.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi sekolah-sekolah agar lebih teliti dalam pendataan siswa, karena satu kesalahan kecil bisa berdampak besar pada masa depan mereka.
Semoga ada solusi terbaik buat siswa yang terdampak, ya! *