Pemuda Cikarang Kota Kesulitan Cari Kerja di Wilayah Sendiri, Pemerintah Desa Dinilai Tutup Mata
- account_circle Nasrudin
- calendar_month Kam, 23 Okt 2025
- comment 0 komentar

INFO CIKARANG – Ironi terjadi di jantung kawasan industri. Di tengah deretan pabrik dan perusahaan besar yang tumbuh di Cikarang Utara, para pemuda Desa Cikarang Kota justru kesulitan mendapatkan pekerjaan di wilayahnya sendiri. Mereka menilai, pemerintah desa seolah menutup mata terhadap keresahan warganya.
Yoga Rindang (25), salah satu pemuda setempat, mengaku sudah berbulan-bulan mencari pekerjaan di sekitar Cikarang Kota. Ia berharap bisa bekerja di pabrik terdekat agar tetap dekat dengan keluarga. Namun, harapan itu kian pudar karena tak ada dukungan maupun informasi dari pihak desa.
“Banyak pabrik di sekitar sini, tapi desa kayak nggak pernah ngasih tahu ada lowongan. Jadi kita cari sendiri ke mana-mana,” ujar Yoga, Rabu (22/10).
Bagi para pemuda, diamnya pemerintah desa adalah bukti nyata bahwa urusan tenaga kerja lokal belum menjadi prioritas. Mereka menilai, desa hanya sibuk dengan urusan administrasi dan kegiatan seremonial, sementara pemuda dibiarkan berjuang tanpa arah.
“Kita sering dengar desa lain ada bursa kerja atau pelatihan, tapi di sini nggak pernah. Seolah desa nggak punya kepedulian sama masa depan anak mudanya,” tambah Yoga dengan nada kecewa.
Padahal, kawasan industri di sekitar Cikarang Kota terus berkembang pesat dan menjadi salah satu pusat ekonomi terbesar di Kabupaten Bekasi. Namun, tidak ada upaya nyata dari pemerintah desa untuk menjembatani kebutuhan tenaga kerja lokal dengan perusahaan yang berdiri di sekelilingnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan, tidak ada sistem informasi lowongan kerja, data tenaga kerja lokal, atau kerja sama formal antara desa dan pihak industri. Akibatnya, banyak pemuda memilih merantau, sementara yang bertahan hanya bisa menunggu peluang yang tak pernah datang.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar: untuk siapa pembangunan industri di Cikarang kota sebenarnya berjalan?
Jika desa terus abai, bukan hanya lapangan kerja yang hilang — tapi juga kepercayaan generasi muda terhadap pemimpinnya sendiri.*
- Penulis: Nasrudin

Saat ini belum ada komentar