Example 160x600
Example 160x600
Example 160x600

Kisruh KIS di Lottemart Cikarang: Warga Marah, Kuota Terbatas, Ini Kata Dinkes Bekasi

Kisruh KIS di Lottemart Cikarang. /Foto: Info Cikarang

INFO CIKARANG – Pagi hari tanggal 8 Januari 2025, suasana di pelayanan publik Lottemart Cikarang Utara memanas. Puluhan warga yang sudah mengantre sejak malam sebelumnya mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya kuota pengurusan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Bahkan, beberapa di antaranya rela menginap dan tidur di lantai hanya untuk memastikan mereka mendapatkan kuota. Namun, sebagian dari mereka tetap pulang dengan tangan kosong.

Menurut warga, kuota yang disediakan untuk pengurusan KIS dianggap tidak sebanding dengan jumlah pendaftar. “Saya sudah datang dari malam, tidur di luar, tapi tetap nggak dapat kuota. Kami kecewa banget sama pelayanan ini,” ujar salah satu warga yang mengantre.

Menanggapi situasi ini, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi menyampaikan mekanisme pengurusan KIS berbasis Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN.

Mekanisme Pengurusan KIS

Dinkes menjelaskan bahwa warga dapat mengikuti langkah-langkah berikut untuk memastikan mereka terdaftar dalam Program KIS:

1. Cek Data DTKS

Warga dapat mengecek status mereka di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui Dinas Sosial atau operator desa yang memiliki akun SIK-NG.

1. Jika Terdaftar tetapi Tidak Aktif

Jika warga menemukan data mereka terdaftar tetapi statusnya tidak aktif, mereka dapat mengajukan kembali melalui petugas SIK-NG di desa. Proses ini hanya dapat dilakukan pada tanggal 1–9 setiap bulan.

2. Jika Tidak Terdaftar di DTKS

Bagi warga yang tidak terdaftar di DTKS tetapi merasa layak menerima KIS, mereka dapat mengajukan diri melalui petugas desa dengan melengkapi dokumen berikut:

Foto rumah tampak depan, samping, dan belakang.
Fotokopi KTP dan KK.
Proposal usulan yang disesuaikan dengan Peraturan Kemensos No. 73 Tahun 2024.

Warga berharap ada perbaikan sistem agar pelayanan KIS lebih transparan dan merata. “Kasihan, kami yang sudah datang dari jauh malah nggak dapat kuota. Kalau sistemnya lebih jelas, kami nggak akan marah-marah seperti ini,” ungkap seorang warga dengan nada kesal.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *